"Belajar IPS Lewat Internet"

Proses Terjadinya Angin dan Jenis-Jenis Angin

Proses Terjadinya Angin
Penyinaran atau radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi akan berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan tersebut akan berakibat pada perbedaan suhu udara.

Daerah yang menerima lebih banyak penyinaran matahari, akan memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.

Pada daerah ini, udara bergerak mengembang atau memuai sehingga tekanan udaranya rendah. Pada daerah yang suhu udaranya lebih rendah, tekanan udaranya lebih tinggi.

Perbedaan tekanan udara ini akan mengakibatkan terjadinya gerakan udara dari daerah yang tekanan udaranya lebih tinggi ke daerah yang tekanan udaranya lebih rendah atau disebut angin.


Jenis-Jenis Angin
1.  Angin Fohn
Angin fohn adalah angin jatuh yang panas dan kering. Maksud angin jatuh adalah angin yang menuruni lereng gunung setelah sebelumnya bergerak naik ke puncak gunung.

Pada saat angin tersebut naik ke puncak gunung, angin tersebut mengalami penurunan suhu dan terjadi pengembunan kemudian turun hujan.

Pada saat melewati puncak gunung, angin tersebut telah kering dan turun melewati puncak. Namun,   suhu angin tersebut naik ketika bergerak turun menuju lembah. Bahkan, ketika sampai lembah, angin tersebut suhunya lebih tinggi dari suhu udara di lembah tersebut, sehingga orang yang tinggal di lembah akan merasakan adanya aliran angin yang panas dan kering

Angin ini pada awalnya dikenal di Jerman dan Austria, yaitu di lereng utara pegunungan Alpen. Namun, ternyata angin tersebut juga ada di tempat lain seperti di Amerika Serikat dan Kanada dengan nama Angin Chinook. 

Di Indonesia juga dikenal sejumlah nama yang sebenarnya juga merupakan angin fohn, dengan penyebutan/nama angin fohn berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya, yaitu
Angin Bohorok di Deli Utara Sumatera Utara,
Angin Kumbang di Cirebon,
Angin Gending di Probolinggo Jawa Timur,
Angin Brubu di Ujungpandang Sulawesi Selatan,
Angin Wambrau di Daerah Yapen dan Biak Papua.


2.  Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat adalah angin yang bergerak dari arah darat ke laut, sedangkan angin laut adalah angin yang bergerak dari laut ke darat.

Pada saat siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan, sementara itu pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari lautan. Perbedaan suhu ini akan mempengaruhi tekanan udara antara darat dan laut.

Pada siang hari tekanan udara daratan lebih rendah daripada lautan sehingga udara bergerak dari laut ke darat dan disebut angin laut.

Sebaliknya, pada malam hari tekanan udara daratan lebih tinggi daripada lautan sehingga udara bergerak dari darat ke laut dan disebut angin darat.


3.  Angin Lembah dan Angin Gunung
Pada siang hari bagian lereng gunung akan lebih banyak dipanasi sinar matahari dibandingkan dengan bagian lembahnya. Akibatnya, terjadi perbedaan tekanan udara antara lereng gunung dan lembah.

Lereng gunung tekanan udaranya lebih rendah dibandingkan dengan lembah sehingga angin bergerak dari lembah menunju lereng gunung. Angin tersebut dikenal dengan nama angin lembah.

Pada malam hari lereng gunung suhunya lebih rendah dibandingkan dengan lembah. Akibatnya tekanan udara di lereng gunung lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian lembahnya, maka angin bergerak dari lereng gunung menuju lembah, disebut angin gunung


4) Angin Siklon dan Angin Antisiklon
Angin siklon dan angin antisiklon antara belahan Bumi utara dan selatan arahnya berbeda. Perhatikan gambar di samping. Dari gambar tersebut bagaimana pendapatmu mengenai angin siklon dan antisiklon, baik di belahan Bumi utara ataupun belahan Bumi selatan?

Angin siklon merupakan udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekanan udara tinggi menuju titik pusat tekanan udara rendah di bagian dalam.

Angin antisiklon bergerak dari daerah pusat tekanan udara tinggi menuju tekanan udara rendah yang mengelilinginya di bagian luar.

Gerakan arah angin ini berputar. Di daerah tropis, angin siklon sering terjadi di laut. Penyebutan angin siklon di beberapa daerah berbeda-beda di antaranya sebagai berikut.

a) Hurricane, yaitu angin siklon di Samudra Atlantik.
b) Taifun, yaitu angin siklon di Laut Cina Selatan.
c) Siklon, yaitu angin siklon di Teluk Benggala dan Laut Arab.
d) Tornado, yaitu angin siklon di daerah tropis Amerika.
e) Sengkejan, yaitu angin siklon di Asia Barat.


b. Angin Muson/Musim
Angin muson yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu angin muson barat dan angin muson timur.

Angin muson barat terjadi pada bulan Oktober–April.
Angin bergerak dari arah barat (Asia) ke arah tenggara (Australia). Pergerakan angin muson barat yang kaya uap air mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan. Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan.

Angin muson timur terjadi pada bulan April–Oktober.
Angin bergerak dari arah tenggara (Australia) ke arah barat (Asia). Angin muson timur yang bersifat kering mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim kemarau. Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara.


Angin Puting Beliung
Pada awal tahun 2007 sejumlah daerah di Indonesia dihantam angin puting beliung. Akibatnya, banyak bangunan porak-poranda dan beberapa penghuninya mengalami luka-luka karena diterjang angin tersebut.

Sebab terjadinya angin puting beliung ialah adanya angin yang berubah arah karena perbedaan pola tekanan.

Angin puting beliung biasanya terjadi pada musim pancaroba, yaitu pada peralihan dari musim kemarau ke musim hujan dan dari musim hujan ke musim kemarau

Contoh
Pada saat akhir musim kemarau, seharusnya angin bergerak dari arah tenggara ke barat karena tekanan udara di Australia (tenggara) lebih tinggi dari Asia (barat). Namun, kadang tekanan udara di Asia lebih tinggi dari Australia sehingga arah angin berubah arah.

Arah angin yang kerap berubah inilah yang menimbulkan terjadinya angin puting beliung.

Intensitas angin puting beliung kian berkurang begitu memasuki awal musim hujan. karena pada bulan itu angin sepenuhnya akan berbalik arah, yaitu dari Asia ke Australia karena tekanan udara di Asia lebih tinggi dari tekanan udara di Australia.

Angin puting beliung bisa terjadi lagi pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau.

Angin puting beliung biasanya melakukan aksinya antara 5–10 menit. Angin itu memiliki gerak turbulensi dari atas, bawah, atas, dan seterusnya yang ditimbulkan karena perbedaan tekanan. Angin ini selalu membawa partikel-partikel air.

Dengan kecepatan berkisar 60 km/jam dan beraksi 5–10 menit ditambah gerak turbulen yang membawa partikel air, angin ini mempunyai daya rusak yang cukup besar.


Back to Materi IPS SMP Kelas 7
Sumber : Buku IPS untuk Kelas VII SMP/MTs Iwan Setiawan dkk

ARTIKEL TERKAIT
Di bawah ini adalah beberapa materi lanjutan dan sebelumnya yang berkaitan dengan materi di atas