Berkat
semangat para pahlawan yang gigih menghasilkan tanah air kita menjadi negara
yang berdaulat, berdiri sendiri, dan bebas dari penjajahan. Dari sederet
banyaknya jumlah dalam daftar pahlawan terdapat diantaranya para wanita tangguh
sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Sesuai
ketetapan yang tellah dilakukan pemerintah hingga saat ini wanita pahlawan
nasional Indonesia baru berjumlah 12 orang. Semasa hidupnya mereka berjuang
untuk mengangkat harkat derajad bangsanya.
Dengan
tidak mengecilkan peranan para pahlawan yang belum pernah disebut namanya
melalui penetapan pemerintah atau apapun, marilah kita berdoa semoga para
pahlawan yang berjuang untuk Indonesia senantiasa mendapat rahmatNya,
ditempatkan pada derajat yang terhormat dimanapun mereka berada, dan semoga
pula jiwa semangat juang mereka dapat merasuk membasahi jiwa para pemimpin kita
sekarang (amiiin)
Biodata |
Nama |
: Tjoet
Nja’ Dhien (Cut Nyak Dien) |
Asal Daerah |
:
Aceh |
Penetapan |
: 2
Mei 1964 |
Lahir |
: Lampadang,
Kerajaan Aceh, 1848. |
Wafat |
:
Sumedang Jawa Barat 6 November 1908. |
|
Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar
(suaminya), memimpin berbagai peperangan di tanah rencong melawan pasukan
Belanda sejak tahun 1880. Belanda mengakui kewalahan menghadapi duet pemimpin
ini. Sepeninggal suaminya. Perjuangan Cut Nyak Dien
pernah dalam film drama epos berjudul Tjoet Nja' Dhien pada tahun 1988 yang
disutradarai oleh Eros Djarot dan dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet
Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Pang Laot, Slamet Rahardjo sebagai Teuku
Umar dan juga didukung Rudy Wowor. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai
film terbaik, dan merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan di
Festival Film Cannes (tahun 1989). |
Biodata |
Nama |
: Tjoet
Nja’ Meutia (Cut Nyak Meutia) |
Asal Daerah |
:
Aceh |
Penetapan |
: 2
Mei 1964 |
Lahir |
: Keureutoe,
Pirak, Aceh Utara, 1870 |
Wafat |
: Alue
Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910. |
|
Awalnya Tjoet Meutia melakukan
perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik
Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong berhasil ditangkap Belanda
dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sepeninggal suaminya Tjoet
Meutia terus melakukan perlawanan kepada Belanda bersama Pang Nagroe, hingga
akhirnya tewas pada tanggal 26 September 1910. |
Biodata |
Nama |
: Hj.
Fatimah Siti Hartinah Soeharto |
Asal Daerah |
:
Jawa Tengah |
Penetapan |
: 30
Juli 1996 |
Lahir |
: Surakarta,
Jawa Tengah, 23 Agustus 1923 |
Wafat |
: Jakarta,
28 April 1996 |
|
Turut dalam Laskar Putri
Indonesi pada masa perang revolusi kemerdekaan RI, serta menyelenggarakan
dapur umum dan P3K bagi pejuang. Menjadi Ibu Negara masa pemerintahan
Presiden Suharto, Mendirikan Taman Mini Indonesia Indah,
Taman Buah Mekarsari, Perpustakaan Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan
Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. |
Biodata |
Nama |
: Hj.
Fatmawati Soekarno |
Asal Daerah |
:
Bengkulu |
Penetapan |
: 4
Nopember 2000 |
Lahir |
: Bengkulu,
5 Februari 1923 |
Wafat |
:
Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 |
|
Penjahit
Bendera Pusaka “Sang Saka Merah Putih” yang dikibarkan pada saat Proklamasi
17 Agustus 1945. Beliau juga ialah istri ketiga Soekarno dan Ibu Negara RI
yang pertama. Ia menggalang dana untuk membangun rumah sakit yang
sekarang bernama RSUP Fatmawati |
Biodata |
Nama |
: Hj.
Rangkayo Rasuna Said |
Asal Daerah |
:
Sumatera Barat |
Penetapan |
: 13
Desember 1974 |
Lahir |
:
Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 |
Wafat |
:
Jakarta, 2 November 1965 |
|
Pernah
dipenjara Belanda pada tahun 1932 karena memprotes ketidakadilan Pemerintah
Hindia Belanda. Pernah duduk menjadi anggota DPR-RIS dan Dewan Pertimbangan
Agung. Semasa hidupnya, beliau juga aktif memperjuangkan persamaan hak pria
dan wanita. |
Biodata |
Nama |
: Maria
Walanda Maramis |
Asal Daerah |
:
Sulawesi Utara |
Penetapan |
: 20
Mei 1969 |
Lahir |
:
Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872 |
Wafat |
: Maumbi,
Sulawesi Utara, 22 April 1924 |
|
Bercita-cita memberdayakan kaum
ibu, Mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak
Turunannya (PIKAT) pada tahun 1917 untuk memperjuangkan
pendidikan bagi wanita khususnya kaum ibu agar dapat meningkatkan kesehatan
anak dan kesejahteraan keluarga. Pada tahun 1919,
beliau memperjuangkan agar wanita memiliki hak suara di lembaga perwakilan
Minahasa Raad. |
Biodata |
Nama |
: Martha
Christina Tiahahu |
Asal Daerah |
:
Maluku |
Penetapan |
: 20
Mei 1969 |
Lahir |
:
Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 |
Wafat |
:
Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1801 |
|
Mengangkat
senjata terjun langsung dalam perang melawan Belanda membantu ayahnya yang
merupakan pembantu Kapitan Pattimura. |
Biodata |
Nama |
: Nyai
Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan |
Asal Daerah |
:
Daerah Istimewa Jogjakarta |
Penetapan |
: 22
September 1971 |
Lahir |
:
Kauman, Jogjakarta 1872 |
Wafat |
: Kauman,
Jogjakarta 31 Mei 1946 |
|
Lebih akrab dengan
panggilan Nyai Ahmad Dahlan, memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita
di bidang pengetahuan agama dengan mengadakan pengajian untuk kalangan
wanita. Pengajian ini akhienya berkembang dan menjadi wadah organisasi
ibu-ibu yang bernama “Lembaga
‘Aisyiyah” dalam organisasi Muhammadiyah. |
Biodata |
Nama |
: Nyi
Ageng Serang |
Asal Daerah |
:
Jawa Tengah |
Penetapan |
: 13
Desember 1974 |
Lahir |
:
Purwodadi, Jawa Tengah, 1752 |
Wafat |
: Yogyakarta,
1828 |
|
Pemimpin
daerah Serang, beliau memimpin pasukan dari tandu, membantu Pangeran
Diponegoro melawan Belanda selama 3 tahun. |
Biodata |
Nama |
: Opu
Daeng Risadju |
Asal Daerah |
:
Sulawesi Selatan |
Penetapan |
: 3
Nopember 2006 |
Lahir |
:
Palopo, Sulawesi Selatan 1880 |
Wafat |
: Palopo,
Sulawesi Selatan 10 Februari 1964 |
|
Melakukan
pemberontakan terhadap tentara NICA pada tahun 1946. Beliau berhasil
ditangkap beberapa bulan kemudian dan mengalami penyiksaan yang menyebabkan
beliau menjadi tuli hingga akhir hayatnya |
Biodata |
Nama |
: Raden
Ajeng Kartini |
Asal Daerah |
:
Jawa Tengah |
Penetapan |
: 2
Mei 1964 |
Lahir |
:
Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 |
Wafat |
:
Rembang, 17 September 1904 |
|
Pelopor
kebangkitan perempuan karena pikiran dan pandangannya mengenai emansipasi
wanita. Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat
menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai
mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa.
Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi
inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R.
Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini. |
Biodata |
Nama |
: Raden
Dewi Sartika |
Asal Daerah |
:
Jawa Barat |
Penetapan |
: 1
Desember 1966 |
Lahir |
:
Bandung, 4 Desember 1884 |
Wafat |
:
Tasikmalaya, 11 September 1947 |
|
Tokoh
perintis pendidikan untuk kaum wanita dengan mendirikan Saloka Istri
pada tahun 1904. Bakat dalam cara Dewi Sartika memberi pelajaran kepada para
masyarakat terutama kaum perempuan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya,
telah menjadikan semangat dan cita-cita untuk terus berupaya agar anak-anak
dan kaum perempuan pribumi bisa mendapat kesempatan memperoleh ilmu
pengetahuan. |